Baru-baru ini, ada satu pernyataan dari Suswono, calon wakil wali kota di pemilihan gubernur Jakarta, yang sukses bikin netizen ramai komentar. Kenapa? Soalnya, dia bilang kalau janda kaya sebaiknya menikahi pemuda pengangguran, sambil narik-narik nama Nabi Muhammad SAW dan Sayyidah Khadijah RA dalam argumennya. Wait, what?
Ngomong-ngomong, emangnya benar Nabi Muhammad SAW itu "pengangguran" pas menikah dengan Khadijah? Spoiler alert: Jelas enggak! Jadi mari kita luruskan sejarahnya sambil ngasih sedikit tamparan halus buat yang bikin pernyataan tanpa riset ini.
Nabi Muhammad SAW: Pedagang Jujur, Bukan Pengangguran yang Butuh Diselamatkan
Oke, kita mulai dari sejarah dulu ya. Nabi Muhammad SAW bukanlah pengangguran saat menikah dengan Khadijah RA. Justru sebelum menikah, beliau dikenal sebagai pedagang yang jujur dan terpercaya. Malah, Khadijah RA mempekerjakan Nabi Muhammad untuk mengelola karavan dagang besar miliknya. Kerja keras dan kejujuran Nabi Muhammad dalam berdagang adalah alasan kenapa Khadijah jatuh hati dan akhirnya mengajukan lamaran.
Kalau dilihat dari kisah aslinya, ini jelas bukan pernikahan antara orang yang mapan dengan pengangguran yang butuh pertolongan finansial. Pernyataan Suswono yang membandingkan situasi pemuda pengangguran dengan kisah Nabi Muhammad dan Khadijah nggak cuma salah, tapi jauh banget dari konteks sejarah yang sebenarnya.
Blunder yang Bikin Orang Ketawa, Tapi Menyisakan Pertanyaan Serius
Nah, yang bikin banyak orang nggak habis pikir adalah: kok bisa-bisanya menarik analogi sejarah ini buat pembelaan pemuda pengangguran? Nggak salah kalau banyak yang ngerasa ini cuma pernyataan asal-asalan tanpa riset mendalam. Padahal, kalau mau pakai kisah Nabi Muhammad SAW dan Khadijah RA, fokus utamanya adalah soal karakter, kejujuran, dan tanggung jawab.
Mengaitkan Nabi Muhammad SAW yang bekerja keras sebagai pedagang dengan pemuda yang nggak bekerja adalah analogi yang, yah, nggak nyambung. Masalahnya bukan di perbandingan itu sendiri, tapi di fakta bahwa pernyataan ini seakan menggampangkan arti kerja keras dan kesuksesan pribadi yang Nabi Muhammad bangun dari awal.
Kenapa Kita Harus Kritis Sama Pernyataan Publik
Sebagai pemilih yang cerdas, kita harus jeli melihat setiap pernyataan yang dilontarkan oleh para calon pemimpin. Apalagi kalau narasi sejarah dibawa-bawa tanpa konteks yang benar. Kita nggak bisa cuma menerima begitu saja. Mempelajari sejarah secara mendalam dan benar itu penting supaya kita nggak terjebak pada narasi yang salah dan misleading.
Selain bikin ketawa karena blundernya, pernyataan Suswono ini seharusnya jadi pengingat buat kita semua. Kalau mau menarik inspirasi dari kisah sejarah besar seperti Nabi Muhammad SAW dan Khadijah RA, lakukan dengan hati-hati dan penuh penghormatan. Jangan asal narik analogi yang bisa menimbulkan salah paham dan kesalahan tafsir.